Gambar 1 Pengambilan data GPR
Metode geofisika yang banyak digunakan untuk eksplorasi subsurface baik kedalaman 1m sampai 100m adalah GPR. Metode GPR sangat simple dalam pengambilan datanya karena hanya menyesuaikan energi yang dipancarkan dari transmitter dan pergerakan pengukuran(kecepatan operator atau kecepatan scanning(frekuensi tinggi). Namun tidak serta merta pengukuran GPR yang mudah akan mendapatkan hasil yang diinginkan karena selain kesinambungan anatara kecepatan operator dan gelombang yang dipancarkan juga perlu memahami parameter dan korelasinya dengan kondisi geologi, ini akan membantu kita untuk membayangkan apakah pengukuran kita setelah dilakukan pengolahan data akan sesuai dengan kondisi geologi bawah permukaan.
Sangat pentingnya mengerti geologi dan kondisinya akan sangat membantu kita dalam menginterpretasi hasil GPR yang sudah kita proses. Adanya struktur dan batas lapisan yang jelas akan sangat menyakinkan kita dalam menganggap data yang kita ambil dan proses sesuai prosedur dan optimal. Selain itu, penggunaan tahapan pengolahan data juga menentukan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Contoh dibawah adalah hasil pengukuran GPR dan interpretasinya dengan menggunakan frekuensi 25 MHz yang diperuntukan untuk kedalaman 0-60m. Kondisi geologi dan struktur yang komplek akan berpengaruh dari hasil data itu sendiri, terutama kondisi ketebalan tanah,adanya batuan yang mempunyai nikai konduktivitas tinggi yang akan mempengaruhi penetrasinya(absorbsi).
gambar 2 line1
gambar 3 line 2
gambar 4 line 3
Salah satu cara yang saya sering lakukan adalah dengan mengambil data statis di tiap titik yang kita anggap perlu, karena data statis tersebut lebih bagus hasilnya jika di proses karena tidak terpengaruh dengan perbedaan kecepatan operator dan pancaran gelombang yang dikirimkan sehingga fokus data titik tersebut. Hasil statis tersebut di korelasi dengan data yang continue untuk dijadikan ikatan(mirip dengan well tie). ketika ada data logging maka data statis bisa di kombinasinya dengan kecepatan yang berasal dari data logging tersebut. Contoh data statis dan data logging di bawah yang sudah di konversi ke kedalaman sehingga memudahkan untuk mendapatkan kedalaman yang pasti, karena konversi dari domain time ke depth dari data GPR pasti ada perbedaan sehingga perlunya kontrol kedalaman untuk mendapatkan kedalaman pastinya.
gambar 5 korelasi data statis dengan data log
Tidak ada komentar:
Posting Komentar