Secara kualitas yang di dapat dari survey dilapangan kualitas Ares memang masih tengah-tengah di bandingkan dengan Supersting dan Zonge,dan kalau untuk keperluan eksplorasi sumber daya alam yang mempunyai ukuran atau dimensi besar tidak terlalu masalah tetapi untuk dimensi yang kecil seperti biji besi (boulder kecil) dan mangan lumayan sulit untuk melakukan interpretasi kedalam tahap detail sampai menemukan ukuran dari dimensi objek tersebut.
Investigasi batuan andesit memang relatif mudah jika di bandingkan dengan investigasi batuan dengan ukuran yang lebih kecil menggunakan Ares, tetapi Ares relatif mudah untuk di setting untuk menjadi multi elektroda untuk keperluan jangkauan yang lebih panjang dan pengukuranya pun akan lebih cepat dan mudah karena jumlah elektroda yang banyak.
Di Indonesia banyak digunakan model elektroda 96 dengan slot 2 macam sehingga ketika spasi elektroda 15m makan bentangan yang akan didapat sekali pengukuran mapping sepanjang 1.4km, jangkauan yang lumayan besar untuk eksplorasi dengan wilayah yang cukup luas. Keperluan banyaknya elektroda ini akan bergantung pada kebutuhan dilapangan karena ketika wilayahnya sempit tidak perlu menggunakan elektroda yang banyak karena akan tidak terpakai dan akan mempersulit pengukuran.
Hasil yang bisa di tampilkan dalam tahapan akhir survey ini adalah:
- Sebaran vertikal dan lateral batuan andesit atau mineral lainya dalam gambaran 2 Dimensi
- Struktur lokal pengontrol rekahan dan pergeseran geologi sekitar
- Penampang geologi 2 Dimensi berdasarkan sebaran nilai resistivitas batuan
- Kompilasi data geolistrik dengan data pendukung seperti geologi permukaan, mapping atau data pengeboran
- Sebaran vertikal dan lateral batuan andesit dan mineral lainya dalam gambaran 3 Dimensi
- Cadangan terkira dari pemodelan 3 Dimensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar