Jumat, 21 Juni 2013

IDENTIFIKASI BASEMEN DAN EKSPLORASI REGIONAL MINYAK DAN GAS BUMI

Metode gravity konventional hanya menyajikan data sampai pada anomaly bouguer, tahapan sampai mendapatkan anomaly bouguer sendiri cukup panjang jika di lakukan dari data lapangan, banyak sekali koreksi-koreksi yang harus dilakukan sehingga kehati-hatian dalam melakukanya sangat penting. 
Dalam artikel ini, saya tidak membahas alur dari pengolahan data sampai mendapatkan anomaly bouguer tapi lebih ke peningkatan analisis sampai inversi dan modeling. Anomaly bouguer sendiri merupakan data komposit yang merupakan gabungan respond dari densitas-densitas dibawah permukaan, sehingga untuk mendapatkan lapisan-lapisan yang lainya harus dilakukan pemisahan. Misal dalam formasi batuan di Indonesia sangat beragam formasinya sehingga sangat penting kita memahami dan mengidentifikasi formasi-formasi tersebut. Melalui pemisahan itu akan didapatkan berbagai respond gravity yang sudah dilakukan pemisahan sehingga akan terlihat secara tersendiri sesuai nilai densitasnya itu sendiri.


gambar 1 Completed Bouguer Anomaly

Salah satu cara yang sering digunakan adalah dengan melakukan inversi terhadap anomaly bouguer itu sendiri, tentunya proses forward modeling sangat penting disini karena akan menentukan hasil dari inversi itu sendiri. Inputan dari inversi sangat beragam karena patokan dari proses inversi bergantung pada selisih dari observasi dan calculasi dari data sehingga error hasil inversi tidak terlalu besar. Nilai error itu yang akan menentukan inversi sudah bagus atau belum karena semakin luas daerah yang diinversi maka akan memakan waktu dalam prosesnya dan semakin tidak pula dalam parameternya sehingga untuk mendapatkan error yang sangat kecil <0.1 mGal akan sangat tidak mudah.


gambar 2 Anomaly Bougeur Regional

Forward modeling yang dilakukan untuk mendapatkan inputan dalam inversi akan sangat bergantung pada data tambahan dilapangan, baik itu data logging,data seismik dan data-data lainya untuk mengoptimalkan hasil dari forward modeling itu sendiri. forward model ini bukan sebagai hasil akhir yang meniru dan menjiplak dari data lain tapi sebagai inputan yang valid untuk mendapatkan hasil inversi yang valid juga. ketika forward model tidak sesuai dengan data lapangan maka akan menyulitkan dalam proses inversinya,dan akan berakibat pada hasil inversinya itu sendiri. 
Kenapa sangat penting data pendukung dalam membantu membuat data forward model ini karena nilai dari data gravity itu sendiri ambiguitas(ambigu/tidak bernilai satu), ketika model yang kita buat menghasilkan data observasi dan calculasi bagus(nilai error kecil) belum tentu dengan model yang lain akan berbeda,mungkin dengan model yang dan struktur yang lain akan mendapatkan nilai error yang sama, maka dari itu pentingnya data pendukung untuk pembuatan data forward model ini.

gambar 3 Modeling 2-D bawah permukaan dari data gravity

Hasil gambar dibawah merupakan hasil inversi dengan data inputan dari forward model yang sudah di dukung dengan data geologi dan geofisika logging terutama denga struktur dan lainya. 
gambar 4 Anomaly Residual dan interpretasi kualitatif


gambar 5 Inversi 3-D pemodelan konfigursi basement



Tidak ada komentar:

Posting Komentar