Senin, 30 September 2013

About Us

Seisxplore Survey bergerak dibidang eksplorasi geofisika yang menyajikan dan menyediakan jasa survey pengukuran dan pengolahan data serta menyediakan data airborne gravity,magnetik,dan satelit seluruh Indonesia.

Kami mempunyai pengalaman dibidang geofisika dari pengolahan data dan interpretasi Magnetik,Gravity,Resistivity,GPR,MT,Seismik. Selain itu, kami berpengalaman dalam QC data lapangan dan survey data lapangan(pengambilan data) baik untuk eksplorasi minyak,gas,biji besi,nikel,timah,dan barang tambang lainya juga untuk survey geoteknik(Pipa,rekahan,longsoran),arkeologi,geology subsurface(batas rawah dan sungai/danau).
  1. Pengolahan Data dan Interpretasi:
    • Gravity--> Pengolahan data gravity dari koreksi data lapangan, QC,sehingga mendapatkan data AB,filtering(termasuk upward continuation dan lainya), sampai residual dan regional data gravity untuk medapatkan formasi yang diinginkan dalam domain mGal. Sedangkan untuk modelingnya dimulai dari forward modeling 2-D section, forward modeling 3-D, interpreatsi kualitatif, sampai dengan inversi modeling 3-D beserta modeling sesar dalam surface 3-D.
    • Magnetik-->Pengolahan data magnetik yang standar dilakukan adalah koreksi-koreksi dan pengeditan sehingga didapatkan data TMI(Total Magnetic Intensity) atau Intensitas magnet total,RTP(Reduce To Pole),RTE(Reduce To Equator),Upward Contunation,Downward Continuation,Bandpass dan filter yang lainya, serta penentuan susceptibility.Sedangkan untuk Interpretasi dimulai dari interpretasi kualitatif,modeling 3-D,forward modeling,inversi modeling,dan menentukan nilai susceptibility dalam 3-D, dan penentuan cadangan terkira dan terukur(kombinasi dengan data geologi).
    • Ground Penetrating Radar(GPR)-->Untuk data GPR kami bisa memproses ulang(reprocessing),interpretasi data,modeling 3-D,dan juga estimasi cadangan terkira dari data GPR dan data pendukung. Selain itu, kami berpengalaman di pengambilan data baik untuk target dalam maupun dangkal seperti eksplorasi batubara,sedimen,pasir besi,geology subsurface,pipa,UXO,geoteknik dan lainya. Alat yang biasa kami gunakan yaitu dari MALA dan GSSI untuk tiap type frekuensi dan system.
    • Seismik-->Processing seismic Land 2-D,Marine 2-D,Analisis struktur dan fluida,korelasi dengan data Gravity dan Magnetik dalam 3-D.
   2.  Akuisisi dan QC(Quality Control)
    • Positioning(GPS R3,Total Station,GPS HH)
    • Akuisisi Magnetik
    • Akuisisi GPR(Frekuensi 800Mhz,500MHz,400MHz,200Mhz,80MHz,40MHz,25MHz)
    • Akuisisi Gravity
    • Akusisi MT(Magnetotelurik)
    • Akuisisi Seismik
    • Akuisisi Resisitivity   

   3. Service Alat-alat Geofisika(Geometric G-856,Geophone,Resistivity)






Mail: seisxplore@gmail.com
+6282114266358

Jumat, 27 September 2013

ADVANCED GRAVITY DAERAH JAWA

kerangka Tektonik Pulau Jawa

Fisiografi dan konfigurasi tektonik kepulauan Indonesia masa kini yang komplek merupakan hasil interaksi sejak Neogen tiga lempeng litosfer utama, Lempeng Filipina yang bergerak (10 cm/th) ke arah NNW, lempeng Indo-Australia yang bergerak 8 cm/th ke arah NNE dan lempeng Eurasia yang stasioner yang bergerak jauh lebih lambat ke arah SE 4cm/th.

Berdasarkan karakteristik geologi dan geofisika, Simanjuntak dan Barber (1996) membagi wilayah kepulauan Indonesia menjadi 5 wilayah yaitu (1) wilayah tenggara lempeng Eurasia yang membentuk wilayah craton kontinental daratan sunda(Sundaland) yang meliputi Sumatera, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat, (2) wilayah lempeng samudera Laut filipina di timurlaut, (3) wilayah craton benua Australia, keutara meliputi Irian Jaya dan Paparan Arafura dan Sahul, (4) wilayah lempeng samudera Hindia, (5) wilayah zona yang menandai zona interaksi lempeng masa kini dengan seismisitas yang aktif dan vulkanisme mulai dari bagian barat Sumatera, Jawa, kepulauan Nusa Tenggara dan Banda, Utara Irian melalui Sulawesi dan Maluku, kearah utara ke kepulauan Filipina. Di zona ini subduksi lempeng tetap aktif serta dicirikan oleh lempeng-lempeng mikrokontinen yang membentuk zona-zona tumbukan.

gambar .. Kerangka tektonik wilayah Kepulauan Indonesia( Simanjutak dan Barber)

gambar .. Tipe-tipe jalur orogen Neogen Indonesia

Interaksi lempeng-lempeng yang membentuk kepulauan Indonesia menghasilkan berbagai tipe jalur orogen. Simanjutak dan Barber ( 1996) mengenali enam tipe jalur orogen.
  1. Orogen Sunda di Jawa dan Nusa Tenggara : Melibatkan subduksi lempeng samudera dengan arah tegaklurus menghasilkan jalur orogen tipe andean beserta palung, komplek akresi, cekungan depan busur, busur magmatik dimana gunung api tumbuh di tepi kontinen sundaland
  2. Orogen Barisan di Sumatera: dengan arah konvergen miring sehingga menghasilkan sistem datar mendatar Sumatera pada busur magmatiknya, dan sepanjang sesar ini pula suatu segmen kerak kontinen bergerak ke arah utara di sepanjang bagian barat Sundaland
  3. Orogen Talaud di bagian utara laut Maluku: Konvergensi unsur magmatik Oceanic Sangihe dan Halmahera dengan lempeng laut Maluku.
  4. Orogen Sulawesi di Sulawesi Timur: tumbukan blok-blok mikrokontinen dengsn sistem subduksi di sepanjang tepi tumur sundaland.
  5. Orogen Banda di kepulauan Banda, di wilayah antara pulau Sumba dan Tanimbar: tumbukan antara tepi utara kontinen Australia dengan sistem subduksi di sepanjang bagian selatan busur Sunda.
  6. Orogen Melanesia di pulau Papua: suatau tahapan lebih lanjut tumbukan tepi utara kontinen Australia dengan busur magmatik pada lempeng laut Filipina yang dimulai pada Miosen awal.

Aktivitas orogen di sebagian besar jalur-jalur orogen ini dimulai pada kala Miosen tengah dan proses orogenik masih tetap berlangsung sampai sekarang.

Pembagian kepulauan Indonesia menjadi 6 tipe jalur orogen di atas menunjukan pulau jawa merupakan pulau utama yang penting di Indonesia bgaian barat di samping pulau Sumatera dan Kalimantan. memahami perkembangan tektonik  pulau Jawa berarti mengetahui bagian utama dari tektonik Inndonesia bagian barat. Tataan tektonik pulau Jawa yang menunjukan ciri khas produk interaksi konvergen antara lempeng samudera dan lempeng benua. Lempeng samuderanya adalah lempeng Indo-Australia yang bergerak ke uatara dan menunjam di bawah lempeng benuanya yakni lempeng Eurasia yang relatif stabil dan disini diwakili oleh paparan Sunda. Pertemuan lempeng ini menghasilkan busur vulkanik busur dan jalur penunjaman, atau palung dan telah berlangsung sejak zaman akhir kapur-paleosen(100-52 juta tahun).

Struktur Regional Pulau Jawa

Jalur penunjaman kapur-paleosen yang ditunjukan oleh singkapan batuan kompek melange Luk-Ulo-karangsambung (Asikin, 1974; Hamilton, 1974; Suparka; 1988; Parkinson et al., 1998) mempunyai arah umum struktur TL-BD yang mengarah ke arah pegunungan Meratus di ujung tenggara Kalimantan. Pulunggono dan Martodjojo (1994) mengenai tiga arah struktur utama di pulau Jawa: Arah timurlaut-Baratdaya atau pola Meratus, arah utara-selatan atau pola Sunda, dan arah timur-barat atau pulau Jawa. Disamping tiga arah struktur utama ini, masih terdapat satu arah strutkur utama lagi, yaitu arah baratlaut-tenggara yang disebut pola Sumatera (Satyana, 2007). Pola Meratus dominan di kawasan lepas pantai utara, ditunjukan oleh ketinggian-ketinggian karimunjawa, Bawean, Masalembo dan pulau Laut( Guntoro, 1996). Di pulau Jawa arah ini terutama ditunjukan oleh pola struktur batuan tersier di daerah Luk Ulo, kebumen  Jawa Tengah. Pola Sunda yang berarah utara selatan umum terdapat di lepas pantai utara Jawa barat dan di daratan di bagian barat wilayah jawa barat. Arah ini tidak nampak di bagian timur pola Meratus. Pola jawa yang berarah timur barat merupakan pola yang mendominasi daratan pulau jawa, baik struktur sesar maupun struktur lipatanya. 

Di Jawa Barat pola diwakili oleh sesar Baribis, serta sesar sungkup dan lipatan di dalam Zona Bogor. Di jawa Tengah sesar sungkup dan lipatan di Zona Serayu utara dan serayu selatan mempunyai arah hampir barat-timur. Di Jawa Timur pola ini ditunjukan oleh sesar-sesar sungkup dan lipatan do zona Kendeng. Struktur arah Sumatera terutama terdapat di wilayah jawa barat dan di jawa tengah bagian timur struktur ini sudah tidak tampak lagi.

gambar 1 Pola struktur di Pulau Jawa berupa pola Meratus, pola Sunda dan arah Timur-Barat( Sujanto dan Sumantri, 1977 dalam natalia dkk, 2010)



gambar ,,, Pola struktur dan sesar di pulau Jawa( Natalia dkk, 2010)

gambar 3 Anomaly Bouguer daerah Jawa

gambar 4 Daerah fokus study advanced gravity

gambar 5 slice surface anomaly bouguer

gambar 3-a slice surface anomaly bouguer
gambar 6 section 2D surface anomaly bouguer
gambar 7-a 3-D view anomaly bouguer fokus study
gambar 7-a 3-D view anomaly bouguer fokus study

gambar 8 Data Regional Upward Continuation 15000m

gambar 9 Elevasi dan contour data AB

gambar 10 Data Regional Upward Continuation 5000m




Email: seisxplore@gmail.com
Wordpress: seisxploresurvey.wordpress.com
HP: 082114266358

INTERPRETASI KUALITATIF DATA GRAVITY PADA BASEMENT

gambar 1 slice depth basement 

gambar 2 3D view hasil inversi data gravity

gambar 3 pemodel sesar pada data gravity_basement 1

gambar 4 pemodel sesar pada data gravity_basement 2

gambar 4 pemodel sesar pada data gravity_basement 3

gambar 5 solid model data gravity

ADVANCED GRAVITY DATA AIRBORNE UNTUK EKSPLORASI MINYAK DAN GAS BUMI

gambar .. Data Regional 15km

gambar 1 data seismik


gambar 2 forward model data gravity pada line 1
gambar 3 forward model data gravity pada line 6

gambar 4 forward model data gravity pada line 8

gambar 5 penampang horizontal dan perbandingan dengan data seismik

gambar 6 morofologi basement
gambar 7 morfologi basement

gambar 8 morfologi tiap formasi 




EKSPLORASI ANDHESIT DENGAN METODE MAGNET

Pada artikel lainya saya sudah menjelaskan kegunaan metode magnet untuk eksplorasi batubara dan juga untuk eksplorasi barang tambang lainya, selain itu pada saat ini industri mencari bahan barang lain yang diperuntukan untuk hal-hal tertentu antara lain batuan andhesit atau vulkanik. 

Prinsipnya sama, yaitu pada pengukuran geomagnet analisis yang dilakukan yaitu nilai dari susceptibilitinya yang berkorelasi dengan nilai kemagnetan batuan subsurface. nilai kemagnetan yang ada di batuan di dalam bumi merupakan nilai gabungan dari berbagai banyak batuan,mineral dan lainya sehingga tidak serta merta kita melakukan interpretasi dari data magnet(TMI).

gambar 1 lintasan survey magnetik

Sebenarnya eksplorasi andhesit atau biasa disebut bahan tambang galian C sangat mudah untuk dilakukan eksploitasi ketika ada singkapan yang muncul ke permukaan, dengan mapping regional dan detail akan bisa di tentukan sebaran dan estimasi cadanganya apalagi ditambah dengan hasil tespit atau data bor.

Metode ini membantu kita dalam eksplorasi tersebut ketika andhesit itu sendiri tidak muncul ke permukaan atau insitu dan tidak ada singkapan sama sekali, ini akan menyulitkan interpretasi dan kalkulasi cadangan. Andhesit merupakan batuan yang mempunyai nilai kemagnetan yang tinggi karena masuk ke dalam benda dengan kandungan mineral yang tinggi terutama besi dan lainya. 
Dalam data magnetik, nilai andhesit berkisar 41000nT> sehingga identifikasinya mudah jika di kelompokan dengan batuan sekitar atau sedimen. Batuan andhesit umumnya berupa intrusi atau lava yang menyebar ke permukaan atau dalam keadaan horizontal sehingga ketika dilakukan slice kedalaman akan terlihat bahwa andhesit tersebut menyebar atau intrusi. selain itu anomaly yang ada di data magnetik sendiri ketika dilakukan reduce to pole akan terlihat secara permukaan bahwa anomaly tinggi tersebut bersifat menyebar atau mengerucut.

gambar 2 data lidar

Contoh di bawah merupakan daerah dengan nilai kemagnetan tinggi, data dari bor adanya ketebalan andhesit yang berkisar dari kedalaman 10-70 meter, ini mengindikasikan bahwa andhesit yang ada bersifat menyebar, tetapi dari data magnet bukan hanya identifikasi itu tetapi apakah di daerah lain sifatnya sama dengan data yang ada di daerah yang sudah di bor. Hasil korelasi data lapangan dengan data magnetik adanya kecocokan.
Setelah dilakukan slice kedalaman adanya sifat yang sama. Nilai magnetik sendiri cukup tinggi didaerah tersebut. Informasi tersebut bisa dilihat dari foto udara(lidar) yang mencirikan daerah tersebut merupakan daerah datar, kalaupun ada andhesit berarti sifatnya menyebar bukan intrusi.

gambar 3 hasil pengukuran survey magnetik


Rabu, 25 September 2013

SEISMIK DANGKAL UNTUK EKSPLORASI BATUBARA DAN IDENTIFIKASI STRUKTUR

Parameter pengambilan data

Flow Pengolahan data seismik

Data Gather FFID 1421


Korelasi data log dan data seismik

Well Tie 

Interpretasi data seismik dan data logging

gambar 1 line 1

gambar 2 line 2

gambar 3 line 3

gambar 4 line 4

gambar 5 line 5

gambar 6 line 6

gambar 7 line 7

gambar 8 line 8

gambar 9 line 9

gambar 10 line 10


EKSPLORASI BATUBARA DENGAN METODE SEISMIK (Shallow Wave)

gambar 1 line1

gambar 2 line 2


gambar 3 line 3